Semiotika dalam kehidupan sehari-hari

Dalam kehidupan sehari-hari terdapat banyak sekali tanda yang rata-rata “diproduksi” oleh manusia, antara lain tanda gerak atau isyarat, tanda verbal berupa ucapan kata, dan tanda non verbal berupa bahasa tubuh. Sebagai contoh dalam kehidupan sehari-hari saya adalah berjabat tangan. 

Semiotika atau semiology berasal dari bahasa Yunani, yaitu semeion yang berarti tanda. Secara terminologis, semiotik bisa didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas objek, peristiwa seluruh kebudayaan sebagai tanda.

Di sebagian besar negara, berjabat tangan dilakukan saat bertemu, menyapa, atau berpisah. Di zaman modern, tujuan berjabat tangan adalah untuk menyampaikan kepercayaan, rasa hormat, keseimbangan, dan kesetaraan, tetapi ini jelas bukan asal mula tradisi kuno ini. Para ilmuwan menyarankan tradisi berjabat tangan dimulai sebagai simbol perdamaian. Pada Zaman Kuno banyak pria membawa senjata dan memegangnya di tangan kanan mereka.


Tradisi jabat tangan juga adalah salah sebuah perlambang cara komunikasi tertua, yang telah ada dalam berbagai tradisi kebudayaan dunia berabad-abad silam. Dengan berjabat tangan, niat baik ditujukan kepada pihak yang tangannya dijabat. Secara implisit, jabat tangan mengirimkan isyarat keterbukaan. Kebiasaan itu menjadi sebentuk komunikasi nonverbal. Oleh karena itu, pada beberapa budaya, orang yang menolak jabatan tangan tanpa alasan bisa dikatakan kurang sopan.

Perbuatan saling berjabat-tangan merupakan tuntutan norma bertingkah-laku yang sudah menjadi tradisi semenjak lama adalah hal biasa yang sudah sejak lama dilakukan dan menjadi kebiasaan.Dalam kehidupan sehari-hari tampak terlihat bahwa sebagian orang atau beberapa orang masih kelihatan canggung dan kikuk untuk tidak melakukan berjabat-tangan karena hal ini sudah merupakan norma dan adat-istiadat bersopan-santun kepada siapa pun, terlebih-lebih orang muda kepada orang yang lebih tua. Terkadang masih timbul rasa sungkan, apabila anak muda menjabat tangan orang tua, guru, atau dosen tanpa disertai mencium punggung telapak tangan sebagai bentuk hormat orang yang lebih muda kepada orang yang lebih tua.

Berjabat tangan merupakan ritual pendek di mana dua orang saling menggenggam tangan kanan atau kiri mereka, dan seringkali disertai oleh sentakan kecil pada tangan yang tergenggam. Umumnya jabat tangan dilakukan saat orang memberi salam dalam suatu pertemuan tertentu baik di awal maupun akhir pertemuan mengucapkan selamat, memberi apresiasi, serta membuat persetujuan. Jabat tangan biasa dilakukan pula saat berkenalan dengan orang yang pertama kali dijumpai.

Saat pandemi berlangsung, semua orang di harapkan untuk menjaga jarak dan mengurangi bersentuhan dengan satu sama lain. Nah,  untungnya ada berbagai cara menunjukan rasa hormat tanpa perlu menyentuh orang lain. Kita bisa sedikit membungkukan badan kita saat menyapa orang lain, seperti umum dilakukan di Jepang. Kita juga menaruh tangan kanan kita ke dada dan diikuti dengan sedikit membungkuk. Dengan begitu, kita bisa memberi gesture sopan tanpa berjabat tangan ataupun memberi salim. Tapi jika memang harus menyentuh tangan jangan lah lupa menggunakan masker dan hand sanitizer. Karena terhindar dari penyakit yang menular yaitu COVID-19 di tahun 2020.






 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lukisan The Guardian Series

REVIEW 20 JURNAL