REVIEW 20 JURNAL

 Nama : Ahmad Riski Andrianto ( 202146500699 )

 Muhammad Hadi Wirawan ( 202146500691 )

Kelas : R4I


ANALISIS SEMIOTIKA DALAM LUKISAN THE GUARDIAN SERIES

 

                                                            Abstrak

 lukisan The Guardian Series yang berjudul: Janji Sang Penakluk, Juru Kunci,Selayang Pandang di Ladang Emas, dan I’m Still Okay dengan menggunakan pendekatan kritik seni. Keabsahan data dilakukan dengan triangulasi oleh ahli di bidang seni Hadjar Pamadhi dan pengamat seni Janu Purwanto Untoro.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Tema lukisan The GuardianSeries secara luas dilatar belakangi oleh banyaknya kasus-kasus perusakan alamyang terjadi disebabkan oleh manusia yang tidak bertanggung jawab, yangmenyebabkan ekosistem alam tidak sempurna lagi. (2) Konsep penciptaan lukisan The Guardian Series secara keseluruhan selalu menampilkan figur-figurtransformasi antara manusia dengan binatang dengan gaya lukisan yang surealis (3) Makna lukisan The Guardian Series secara keseluruhan dapat dimaknai bahwasebagai manusia kita adalah seorang penjaga terhadap alam semesta. Alamsemesta dengan kekayaannya merupakan warisan Tuhan yang dapat dimanfaatkanoleh seluruh umat manusia. Oleh karena itu sudah menjadi kewajiban dantanggung jawab sebagai manusia untuk menjaga alam semesta denganmelestarikannya dari generasi ke generasi.

 

1. Pendahuluan

Agus Putu Suyadnya adalah seorang pelukis yang berasal dari Denpasar, Bali. Lahir pada tanggal 19 Februari 1985. Suyadnya menyelesaikan pendidikannya di Jurusan Seni Murni Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Tulisan ini akan membahas mengenai 3 (tiga) karya lukis karya Suyadnya yang berjudul The Guardian[1] Series 1 “Babad Pengabdian”, The Guardian Series 2 “Mendengar Kabar Burung”, dan The Guardian Series 3“Janji Sang Penakluk”. Ketiga lukisan tersebut sempat dipamerkan dalam Duo Art Exhibition[2] dengan mengambil tema “Kebo Iwa dalam Goresan Perupa Muda Bali: Pengorbanan Demi Nusantara”. Tema ini diambil karena sebagian besar masyarakat Bali menganggap bahwa sosok “Kebo Iwa” sering disamakan dan disejajarkan dengan Maha Patih Gadjah Mada dari Kerajaan Majapahit. Kebo Iwa adalah seorang patih dan panglima kerajaan Bedaulu pada masa pemerintahan Sri Gajah Waktera yang bergelar Sri Astasura Ratna Bumi, yang berkuasa di Bali pada awal abad ke-14.

Suyadnya memilih sifat-sifat hero yang dimiliki Kebo Iwa. Ini terlihat dari beberapa karyanya yang menggambarkan kekuatan, ketangkasan, dan kegagahan sosok Kebo Iwa dengan dilengkapi berbagai atribut perangnya berupa pedang dan seragam yang membuat Kebo Iwa terlihat lebih gagah dan kuat. Ada tiga objek yang dipilih Suyadnya dalam lukisannya, yaitu kerbau, gajah, dan burung. Dalam menyampaikan ide dan konsepnya, Suyadnya menerapkan surealisme[3] pada karyanya. Surealisme pada awalnya merupakan gerakan dalam sastra appolinaire. Dalam kreativitas seninya, kaum surrealist membebaskan diri dari kontrol kesadaran, sebebas orang yang sedang bermimpi. Gerakan ini sangat dipengaruhi oleh ajaran psikoanalisa Sigmund Freud.[4]Suyadnya menggambarkan Kebo Iwa sebagai seorang guardian. Suyadnya juga mengeksplorasi lebih dalam dan menceritakan bagaimana Kebo Iwa membangun dan merawat nusantara hingga menyatukan nusantara (Bali). Nilai-nilai pengorbanan dan kepahlawanan inilah yang diangkat dan menjadi ide dasar penciptaan karya The Guardian Series.

2. Metode Penelitian 

Jenis penelitian merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitiandeskriptif merupakan penelitian yang memberikan gambaran yang jelas tentangkondisi-kondisi yang terjadi. Penelitian diskriptif kualitatif terhadap Lukisan The Guardian Series merupakan penelitian yang berusaha memperoleh data apa adanyasesuai dengan fakta di lapangan, akurat dan faktual. Data yang diperoleh dalam penelitian deskriptif kualitatif ini berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang diamati, penjelasan, dan gambar. Penelitian ini bertujuanmendeskripsikan, tema, konsep dan makna lukisan The Guardian Series.

 

 

20 JURNAL PEMBANDING

Jurnal 1 

Jurnal : Analisis Film Surau dan Silek dengan Menggunakan Teori Ferdinand de Saussure

Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis film surau dan silek dari segi semiotika menggunakan teori Ferdinand de Saussure. Penelitian ini akan mengidentifikasi tanda-tanda yang muncul dalam film dan menganalisis makna dari tanda-tanda tersebut, sehingga dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai pesan yang ingin disampaikan dalam film 

Metode Penelitian : Kualitatif dan Deskriptif 

Analisis Data : Berdasarkan hasil survey yang dilakukan Fimela pada tahun 2019 menyakatan bahwa dunia perfilman di Indonesia mengalami perkembangan yang begitu pesat Hal ini dapat dilihat dari konsistennya peningkatan jumlah penonton dan film yang tayang di bioskop-bioskop Indonesia dari tahun 2016 sampai 2019.3 Film Surau dan Silek adalah sebuah film yang bernuansa keagamaan dan kebudayaan Minangkabau.

Hasil penelitian : Pendidikan yang diajarkan di surau yaitu beriorientasi pada nilai-nilai agama Islam dan adat istiadat Minangkabau serta pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari

Kesimpulan : Maka perlu adanya upaya persuasif dan edukatif yang mesti dilakukan menyesuaikan kondisi zaman dan kekinian.

 • Jurnal 2

 Jurnal : Analisis Film Nanti kita cerita hari ini dalam menggunakan teori Roland Barthes

Tujuan Penelitian : untuk menganalisis penggunaan Teori Roland Barthes dalam film nanti kita cerita hari ini terutama dalam hal penggunaan simbol dan tanda untuk membangun makna dalam film.

Metode penelitian :Kualitatif

Analisis data : signifer (penanda) dan signified (petanda) di dalam sebuah tanda terhadap realitas eksternal. Barthes menyebutnya sebagai denotasi, yaitu makna paling nyata dari tanda. Konotasi adalah istilah yang digunakan Barthes untuk menunjukan signifikasi tahap kedua. Pada signifikasi tahap kedua yang berhubungan dengan isi, tanda bekerja melalui mitos.

Hasil penelitian : ketika suatu tanda yang memiliki makna konotasi kemudian berkembang menjadi makna denotasi, maka makna denotasi tersebut akan menjadi mitos.

Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis menyimpulkan bahwa biasanya penonton hanya mengetahui makna dari film secara menyeluruh, tetapi ketika film tersebut dianalisis, banyak sekali makna denotasi, konotasi, dan mitos.

 • Jurnal 3

 Jurnal : Analisi Film Bintang Ketjil dalam menggunakan teori Roland Barthes

Tujuan Penelitian : untuk menganalisis penggunaan Teori Roland Barthes dalam film Bintang Ketjil terutama dalam hal penggunaan simbol dan tanda untuk membangun makna dalam film.

 Metode penelitian :Kualitatif dan Deskriptif

 Analisis data : Roland Barthes yang meliputi makna Denotatif dan Konotatif dan mitos yang dikonstruksi Wim Umboh dan Misbach Yusa Biran dalam Film Bintang Ketjil. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.

 Hasil penelitian : Makna denotasi yang terdapat dalam film tersebut menyimpulkan bahwa pesan pendidikan informal membantu anak-anak untuk berkembang dari segi pengetahuan, akal, pikiran, dan etika.

 Kesimpulan : film tersebut menyimpulkan bahwa pesan pendidikan informal membantu anak-anak untuk berkembang dari segi pengetahuan, akal, pikiran, dan etika. Pemaknaan bentuk kasih sayang ibu dalam film Bintang Ketjil cukup jelas ditunjukkan dalam dialog maupun bahasa nonverbal dalam film tersebut.

 • Jurnal 4

 Jurnal : Analisis Film 3 Dara dalam menggunakan Teori Roland Bathes

Tujuan Penelitian : untuk menganalisis penggunaan Teori Roland Barthes dalam film dara 3 terutama dalam hal penggunaan simbol dan tanda untuk membangun makna dalam film.

Metode penelitian :Kualitatif dan Deskriptif

Analisis data : Terdapat seorang laki-laki dan seorang perempuan sedang berdiri sangat dekat dalam sebuah ruangan dengan lampu kerlap-kerlip. Laki-laki tersebut mengenakan jaket berwarna merah hitam, sedangkan perempuan mengenakanbaju berwarna.

Hasil penelitian : Makna denotasi dan konotasi pada film ini memberikan pemahaman kepada kita bahwa pentingnya bersikap sopan dan menghargai seorang perempuan dan kepada siapa pun. Mitos yang dapat disimpulkan dalam penelitian ini adalah di saat Affandy, Jay, dan Richard mendatangi seorang psikolog dan psikolog tersebut mengklaim bahwa mereka mengalami Gender Diasyphora Syndrome, yaitu sebuah gejala di mana seorang pria secara perlahan memiliki perubahan sikap dan perilaku sebagai seorang wanita.

 Kesimpulan : Pada pemaknaan konotasi yang merupakan istilah yang digunakan Barthes untuk menjelaskan salah satu dari tiga cara kerja tanda ditahapan kedua signifikansi tanda, menjelaskan interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan atau emosi dari pengguna dan nilai-nilai dalam kebudayaan mereka.

 • Jurnal 5

 Jurnal : Analisis Novel Manjali dan Cakrabirawa menggunakan teori Ferdinand de Saussure

Tujuan Penelitian : Tujuan penelitian ini ialah untuk mendeskripsikan analisis semiotika Ferdinand De pada novel “Manjali dan Cakrabirawa” 

Metode penelitian : deskriptif kualitatif.

 Analisis data : penanda dan petanda teks tersebut adalah kereta api yang ditunggu oleh Marja, Parang Jati, Yuda, dan Jacques tua akan segera tiba dalam stasiun keretapi dan dakam waktu dekat mereka akan berpisah untuk melanjutkan perjalan mereka masing-masing.

 Hasil penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa temuan signifier dan signified. dalam novel Manjali dan Cakrabirawa menyiratkan pesan tersembunyi tentang sejarah, rahasia, dan misteri.

 Kesimpulan :  Memaknai sebuah tanda melalui pemaknaan pada dua hal, yakni signifier (penanda) dan signified (petanda). Dalam novel Manjali dan Cakrabirawa

 • Jurnal 6

 Jurnal : ANALISIS SEMIOTIKA PESAN DAKWAH DALAM FILM WEB SERIES USTAD MILENIAL EPS 1-4

 Tujuan Penelitian : .Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dijurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Raden Intan Lampung

 Metode Penelitian : deskriptif dan Kualitatif

Analisis data : buku dan media internet

 Hasil penelitian : Rumusan masalah yang akan diteiti dalam skripsi ini adalah apa saja pesan dakwah yang terkandung dalam film webseries Ustad Milenial khususnya pada episode 1 sampai 4 dengan menggunakan perspektif semiotika Roland Barthes

 Kesimpulan : Secara sederhana, suatu film dikatakan film dakwah karena memang di dalamnya memuat pesan-pesan keagamaan tertentu

 • Jurnal 7

 Jurnal : Representasi Pribumi dalam Film Bumi Manusia

 Tujuan penelitian : Penelitian ini memiliki tujuan untuk memberi pengetahuan dan pemahaman tentang Representasi Pribumi menggunakan Analisis Semiotika Model Saussure

 Metode penelitian : deskriptif dan Kualitatif

 Analisis data : Hasil analisis dari film ini merepresentasikan bahwa pribumi adalah bangsa yang tidak berguna, pemalas, bodoh, tidak menguntungkan, pantas dijadikan budak atau pembantu, miskin, lemah, terlalu kuno atau tradisional, seperti binatang yang kotor, bau dan menjijikkan, pantas dihina, di injak-injak dan dibuang seperti sampah jika tidak dibutuhkan lagi

 Hasil penelitian : Hasil dari analisis yang didapatkan jika penindasan merupakan sebuah kekejaman dan harus dihentikan, dalam film ini kaum pribumi dihina, dijadikan budak atau diperlakukan semena-mena di negerinya sendiri oleh bangsa Eropa.

 Kesimpulan : Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa masyarakat Indonesia saat ini bukan berasal dari Indonesia asli melainkan masyarakat atau penduduk pendatang yang berasal dari, Yunani, China dan dari luar Afrika, namun saat ini pernyataan tersebut masih menjadi bahan kajian Ilmuan dan Sejarawan

 • Jurnal 8

 Jurnal : HEROISM IN IRON MAN 1 & 2 MOVIES 

 Tujuan penelitian : menunjukkan beberapa aspek yang mendukung analisis kepahlawanan Amerika dan pemeliharaannya dalam film

 Metode penelitian : Kualitatif dan deskriptif 

 Analisis data : Data berupa adegan film dianalisis dengan menggunakan semiotika Pierce dan teori sinematik Villarejo.

 Hasil penelitian : Hasil analisis data diperoleh daftar adegan yang mengandung teknik propaganda

 Kesimpulan : Film-film Iron Man adalah tentang banyak aspek konflik, penggunaan otoritas yang tepat, institusi yang pada dasarnya tidak demokratis, pembuatan ketakutan, dan kebebasan individu yang kontraproduktif.

 

 

Jurnal 9

 Jurnal : ANALISIS HERMENEUTIKA PESAN MORAL PADA FILM IMPERFECT

 Tujuan penelitian : Pemanfaatan film sebagai media pembelajaran didasari karena film mempunyai keahlian dalam menarik perhatian orang serta mempunyai keahlian dalam menyampaikan pesan dengan cara unik

 Metode penelitian : deskriptif dan Kualitatif

 Analisis data : Sebagaimana dalam rumusan masalah yaitu ingin mengetahui bagaimana hermeneutika pesan moral pada film Imperfect maka berdasarkan hasil penelitian, pesan moral yang terkandung dalam film ini adalah menerima sebuah perbedaan dan tidak menggurui seseorang yang fisiknya tidak sempurna, film ini mengajarkan kita untuk lebih menerima dan mencintai diri kita, menghargai pemberian dari tuhan dengan tidak mengubah bentuk tubuh kita serta tidak menghakimi atau menyudutkan seseorang karena fisik mereka

 Hasil penelitian : Film merupakan wujud komunikasi massa elektronik, berupa media audiovisual yang dapat menyajikan teks, suara, gambar serta kombinasinya dan bisa di konsumsi publik dengan jumlah yang banyak

 Kesimpulan : Kekuatan film mempengaruhi banyak kelas sosial, dan para ahli otoritatif percaya bahwa film memiliki kemampuan untuk mempengaruhi khalayak luas


Jurnal 10 

 Jurnal : spiderman no way home

 Tujuan Penelitian : Tujuan dari jurnal ini adalah untuk menyelidiki analisis sentimen menggunakan beberapa metode klasifikasi dari review film Spider-Man: No Way Home

 Metode penelitian : Kualitatif dan deskriptif

 Analisis data : Banyak orang yang mereview film MCU ini lebih tinggi dari film MCU lainnya, seperti terlihat

 Hasil penelitian : orang akan lebih mudah memahami sentimen keseluruhan ulasan dan studio film akan menerima sentimen sebagai umpan balik untuk meningkatkan film dan pertunjukan mereka di masa mendatang.

 Kesimpulan : Halaman rating pengguna hanya berisi rating dari pengguna, tanpa memberikan review atau feedback yang mendetail

 

Jurnal 11

 Jurnal : film Mencuri Raden Saleh

Tujuan penelitian :  untuk menganalisa penerapan unsur sinematografi dalam sebuah film agar dapat membangun realitas cerita dan tidak terjadinya salah pengartian dalam penyampaian makna-makna yang terdapat dalam film tersebut.

Metode penelitian : Deskriptif dan Kualitatif

Analisis data : analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dokumentasi, observasi, studi pustaka, dan wawancara

Hasil penelitian : penelitian ini bertujuan untuk membuat deskriptif secara teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang secara utuh

Kesimpulan :  peneliti mencoba untuk menganalisis bagaimana film ini dapat membangun realitas cerita melalui unsur-unsur sinematografi dengan menggunakan teori sinematografi dan realis yang dirasa sangan relevan untuk membahas penelitian.

 

Jurnal 12

 

Jurnal : Film Laskar Pelangi

Tujuan penelitian :  Film tersebut mampu memberikan inovasi terhadap perfilman Indonesia sehingga dapat memberikan alternative dalam memperluas dunia film Indonesia

 Metode penelitian :Kualitatif

Analisis data : analisis pendekatan estetika dalam mendiskripsikan tanda yang meliputi ikon, indeks, dan symbol pada film Laskar Pelangi sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan

Hasil penelitian : penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat induktif yaitu pengembangan konsep berdasarkan data berupa pemaknaan dari ikon - ikon yang terdapat pada film Laskar Pelangi

Kesimpulan :  penelitian ini bahwa didalam film Senyap: "The Look Of Silence" terdapat scene -scene yang mengandung unsur pelanggaran HAM procedural rights, yakni rekonstuksi yang dilakukan para pembunuh kepada korban-korban anggota PKI

 

Jurnal 13

 

Jurnal : Hulk dalam Iklan lifebuoy menggunakan Teori Roland Bathes

Tujuan penelitian : Dengan menggunakan teori semiotika Roland Barthes diharapkan dalam mengungkapkan makna dari penggunaan figur Hulk dalam iklan

Metode penelitian : Deskriptif danKualitatif

Analisis data : iklan akan terdapat tanda-tanda, simbol-simbol, warna dan itu semua memiliki makna dibalik iklan yang ditampilkan secara audio maupun visual.

Hasil penelitian : .Hasil penelitian menunjukan terdapat tanda-tanda denotasi dari kegemaraan anak-anak terhadap figur Hulk yang menjadi mainan dan kaos yang digunakan anak tersebut dalam iklannya

Kesimpulan : Di dalam setiap iklan selalu terdapat simbol-simbol budaya dan kelas sosial menjadi bagian dominan dalam kehidupan

 

Jurnal 14

 

Jurnal : film animasi Spirited Away

Tujuan penelitian : Agar dapat menjelaskan bagaimana anak-anak digambarkan secara deskriptif dan akurat peneliti menggunakan semiotik The Codes of Television John Fiske dan tinjauan pustaka untuk penelitian ini antara lain: anak-anak sebagai identitas, anime, representasi anak-anak dalam anime, dan globalisasi dan media massa

 Metode penelitian : deskriptif

 

Analisis data : Dari analisis yang dilakukan ditemukan hasil gambaran anak-anak yang sarat akan dominasi patriarki

Hasil penelitian : Dalam penceritaan, Anime dan manga (komik Jepang), seperti yang ditulis oleh Antonia Levi dalam essaynya yang berjudul The New American Hero: Made in Japan (1998), secara keseluruhan tidak menekankan value seperti kebenaran dan keadilan dan ultimate moral black-and-white solution

Kesimpulan : Anime ini mengikuti perjalanan seorang anak perempuan bernama Chihiro yang tersesat ke dalam sebuah dunia yang mempertemukannya dengan dewa, roh, penyihir, dan makhluk-makhluk magis lainnya

 

Jurnal 15

 

Jurnal : Journal of Religion & Film Dare devil

Tujuan penelitian : Dengan sikap menantang, Murdock menjelaskan bahwa dia tidak mungkin mewakilinya, dia hanya menerima klien yang tidak bersalah

Metode penelitian : deskriptif

Analisis data : Beberapa kali dalam film, Daredevil mengingatkan orang lain (dan dirinya sendiri?), "Saya bukan orang jahat." Ambivalensi moral Murdock terbawa ke kostum bertanduk merahnya, yang berisi semua elemen yang diasosiasikan orang Kristen dengan Setan.

Hasil penelitian : Nyatanya, ikonografi religius meliputi hampir setiap frame Daredevil

Kesimpulan : Daredevil mengingatkan penontonnya bahwa tidak ada yang tidak bersalah, tetapi apakah itu karena "dosa asal", tidak disebutkan

 

Jurnal 16

 

Jurnal : Analisis Film ku kira kau rumah menggunakan teori Ferdinand de sausure

Tujuan penelitian : bertujuan untuk meneliti mengkaji makna film tentang pesan moral dalam film "Kukira Kau Rumah” 

Metode penelitian : Kualitatif

Analisis data : Analisis semiotika milik Ferdinand De Saussure yaitu penanda (signifier) dan petanda (signified)

Hasil penelitian : Peneliti meneliti tentang pemaknaan pesan moral film ku kira kau rumah sehingga menjadikan Analisis Semiotika Ferdinand de Saussure sebagai acuan dalam melakukan penelitian ini

Kesimpulan : Dalam film ini juga mengandung pesan moral yang sesuai dengan kehidupan nyata sehingga film Ku kira kau rumah dengan berbagai keunggulan dan penghargaan sangat layak untuk di teliti

 

Jurnal 17

 

Jurnal : Analisis Film Kafir menggunakan teori Ferdinand de saussure

Tujuan penelitian : 

Metode penelitian : Kualitatif

Analisis data : semiotika Ferdinand De Saussure yang bertitik tekan pada apa Signifier,Signified dalam Film Kafir dan apa realitas sosial dalam Film Kafir penulis akan mengungkap pesan dakwah yang tersirat

Hasil penelitian : Tanda dan petanda dalam film kafir mengenai salah satu keimanan yang enam adalah : 1) Iman Kepada Qada dan Qadar Allah, makna signifier dan signified digambarkan oleh tokoh Sri, Andi dan Dina yang menerapkan sikap tawakal kepada Allah, dan meyakini bahwa ayahnya sudah dipanggil Allah. 2) Iman Kepada Kitab-kitab Allah, makna signifier dan signified digambarkan oleh tokoh Sri dengan bacaan ayat qursi untuk melindungi dirinya

Kesimpulan : film yang disutradarai oleh Azhar Kinoi Lubis mengisahkan tentang keimanan yang dimiliki oleh masing-masing tokoh dalam film kafir.Namun, dalam film ini tidak hanya menyuguhkan tanda keimanan yang enam, melainkan keimanan terhadap hal yang ghaib seperti perbuatan yang menyekutukan Allah yang diperankan oleh tokoh Jarwo, Leila, dan Hanum.

 

Jurnal 18

 

Jurnal : Analisis Film Omar menggunakan teori Ferdinand de saussure

Tujuan penelitian : untuk mengetahui signifier dan signified tentang pemimpin di film Omar. untuk menganalisis representasi makna pemimpin yang tervisualisasikan di dalam film Omar.

Metode penelitian : Kualitatif

Analisis data : Analisis Ferdinand de Saussure, kajian media massa memuat pesan dan makna dalam materinya.

Hasil penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa signifier pada film ini adalah tentang perjuangan seorang pemimpin Umar bin Khattab dalam menjalankan amanah kepemimpinan

Kesimpulan : Signifier dalam film Omar adalah perjuangan seorang pemimpin Umar bin Khattab dalam menjalankan amanah kepemimpinan yang diawali meneladani Rasulullah SAW. Sedangkan Signified dalam adegan film Omar adalah jenis-jenis karakter tokoh kepemimpinan yang ada dalam diri Umar bin Khattab beberapa yang muncul adalah tabligh atau terbuka, adil atau bijaksana dalam mengambil keputusan, siasah atau yang pandai mengatur strategi, amanah atau jujur dalam bertanggung jawab, fathanah atau memiliki kecerdasan, qana’ah atau menerima apa adanya tidak serakah, shidiq atau benar sebagai perilaku pemimpin yang adil, toleransi atau menghargai keyakinan agama lain, sabar atau pandai mengendalikan hawa nafsu.

 

Jurnal 19

 

Jurnal : Analisis Film Coco menggunakan teori Roland Barthes

 

Tujuan penelitian : untuk menganalisis Festival El Dias Los Muertos pada Film Coco dengan Teori Semiotika Roland Barthes.

Metode penelitian : Kualitatif

Analisis data : penelitian ini menggunakan model Roland Barthes, yang berfokus pada gagasan tentang gagasan signifikasi dua tahap

Hasil penelitian : memiliki pesan terkait dengan Festival El Dias Los Muertos yang telah dianalisis dengan menggunakan Teori Semiotika Roland Barthes

Kesimpulan : sebuah pesan yang terkandung pada denotasi tersebut, konotasi pada film Coco digambarkan lebih detail mengenai kejadian yang terjadi pada sebuah foto scene. 


 

Jurnal 20

 

Jurnal : Analisis Film Parasite menggunakan teori Roland Barthes

Tujuan penelitian : Mengungkapkan tanda yang memiliki makna dengan semiotika Roland Barthes dalam film Parasite. 

Metode penelitian : deskriptif kualitatif

Analisis data : Barthes mengembangkan dua sistem penandaan bertingkat yang disebut dengan sistem denotasi dan konotasi yang dapat digunakan untuk mengenali dan memahami tanda-tanda serta makna yang ditampilkan dalam film “Parasite”

Hasil penelitian : film parasite secara berulang hingga peneliti menemukan tanda-tanda yang ingin di ungkapkan makna nya dengan langkah-langkah analisis semiotika.

Kesimpulan : Makna denotasi parasite merupakan potret kehidupan masyarakat dengan kesenjangan dua keluarga yang berfokus pada permasalahan sehari-hari. Menyinggung kondisi nyata di Korea Selatan yang buram dikarenakan pusat industri terbesar di dunia, sehingga kemiskinan dan kesenjangan sosial ekonomi tak juga mereda.

 

 

 

 

 

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lukisan The Guardian Series

MITOS DAN PENGALAMAN ESTETIS DARI LAGU " Golden Hour "